Senin, 29 Desember 2014

Jenis jenis Frasa

Pengertian Frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1994:22). Menurut Ramlan (1987:151) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa. Adapun Verhaar (1999:292) mendefinisikan frasa sebagai kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang. Sementara itu, menurut Koentjoro (dalam Baehaqie, 2008: 14), frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dari dua kata yang tidak berciri klausa dan pada umumnya menjadi pembentuk klausa.  beberapa contoh frasa di bawah ini:

  • ayam hitam saya
  • ayam hitam
  • ayam saya
  • rumah besar itu
  • rumah besar putih itu
  • rumah besar di atas puncak gunung itu

Dalam konstruksi frasa-frasa di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:
  • ayam saya hitam
  • rumah itu besar
  • rumah besar itu putih
  • rumah putih itu besar
  • rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.

Contohnya adalah frasa-frasa dalam kalimat :

Saya sedang menulis artikel kebahasaan. Dalam kalimat terdapat dua frasa yakni sedang menulis dan artikel kebahasaan.

Ciri - ciri Frasa
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu :
1.      Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
2.      Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3.      Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
4.      Bersifat Non-predikatif.
Jenis Frasa
Frasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria brikut: (1) ada tidaknya konstituen inti, (2) kompleksitas konstituen penyusunnya, dan (3) maknanya. Berdasarkan ada tidaknya konstitun ini, frasa dibedakan atas frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan kompleksitas konstituen penyusunnya, frasa dibagi menjadi dua yaitu frasa dasar dan frasa turunan. Sementara itu, dilihat dari segi maknanya, frasa dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu frasa lugas dan frasa idiomatis.
1.        Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki konstituen inti. Berdasarkan kesetaraan dan hubungan antarkonstituen intinya frasa endosentris dibedakan menjadi tiga, yaitu frasa endosentris atributif, frasa endosentris koordinatif, dan frasa endosentris yang apostif (Chaer, 1994:225-229).

Frasa Endosentris yang Atributif
Frasa endosentris yang atributif merupakan frasa endometris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Di dalamnya terdapat konstituen berstatus sebagai atribut, disebabkan adanya konstituen yang berperan sebagai konstituen inti. Konstituen-konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya  frasa mahasiswa ini, dosen sintaksis, bahasa saya.
Dilihat dari segi konstituen atributnya, frasa endosentris atributif dapat dipilah menjadi dua yaitu, frasa endosentris atributif klitikal dan frasa endosentris atributif nonklitikal. Frasa endosentris atributif klitikal adalah frasa endosentris atributif yang konstituen atributnya berupa klitik, contohnya majalahku, tabloidmu, artikelnya.
Dilihat dari kategori intinya, frasa endosentris yang atributif dibedakan menjadi: (1) frasa nominal seperti kursi kayu jati, (2) frasa verbal seperti sedang berpidato, (3) frasa pronominal seperti kita berdua, (4) frasa numeralia seperti dua buah, (5) frasa interogativa seperti apa dan siapa, (6) frasa demonstrative seperti ini dan itu, (7) frasa adjectival seperti lancar sekali, dan (8) frasa adverbial seperti tadi pagi (Ramlan 1987:154-157).

 Frasa Endosentris yang Koordinatif
Frasa endosentris yang koordinatif adalah frasa enosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Konstituen-konstituen tersebut adalah konstituen ini, jadi tidak ada konstituen yang bukan inti. Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya kemungkinan kokstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan atau atau. Misalnya frasa penelitian dan pengembangan, Mustafa Bisti atau Gus Mus, ibu bapak, tua muda.

Frasa Endosentris yang Apositif
Frasa endosentris yang apositif merupakan frasa yang mirip dengan frasa endosentris yang koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan, misalnya pada kalimat Presiden Amerika Barack Obama datang di Auditorium Unnes. Presiden Amerika Barack Obama merupakan frasa endosentrik apositif. Unsur Presiden Amerika sebagai unsur pusatnya, sedangkan Barack Obama sebagai apositif. Kedua unsur tersebut bisa saling menggantikan dalam kalimat, dan mempunyai informasi yang sama. Dapat disimpulkan, Presiden Amerika datang di  Auditorium Unnes dan Barack Obama datang di Auditorium Unnes.

2.        Frasa Eksosentris
Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Misalnya, frasa di rumah, yang terdiri atas komponen di dan komponen  pasar. Secara keseluruhan atau secara utuh frasa ini dapat mengisi fungsi keterangan, misalnya dalam kalimat Dia belajar di rumah. Baik komponen di maupun komponen rumah, tidak dapat berfungsi sebagai keterangan seperti dalam kalimat (a), sebab konstruksi (b) dan (c) tidak berterima.
      (a)    Dia belajar di
      (b)   Dia belajar rumah
Frasa eksosentris dibedakan atas frasa eksosentris direktif dan frasa eksosentris nondirektif. Frasa eksosentris direktif komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina. Oleh karena komponen pertama berupa preposisi, maka frasa eksosentris direktif ini lazim juga disebut frasa preposisisonal. Perhatikan contoh (d), (e), dan (f) berikut ini.
      (c)    dari batang kayu
      (d)   demi ketenteraman
      (e)    ke kota
Frasa eksosentis nondirektif adalah frasa eksosentris yang kosntituen perangkainya berupa artikula, sedangkan kosntituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina, verba, atau adjektiva, misalnya : sang suami, para tamu.

3.        Frasa Dasar dan Frasa Turunan
Frasa dasar ialah frasa yang konstituen pembentuknya sederhana, yaitu apabila berkonstruksi endosentris atributif atau eksosentris, frasa tersebut hanya terdiri atas dua patah kata; misalnya buku sintaksis, bahasa Indonesia. Adapun apabila berkonstruksi endosentris koordinatif dapat terdiri atas dua, tiga, atau lebih dari tiga kata; misalnya: dosen, mahasiswa, dan karyawan.
Adapun frasa dikatakan sebagai frasa turunan jika frasa tersebut sudah mengalami penurunan yang disebabkan adanya penambahan kata atau frasa lain dalam frasa tersebut. Misalnya : Spidol dan kapur tulis. Kalimat tersebut terdapat dua frasa yaitu frasa kapur tulis (frasa endosentris atributif nominal), dan frasa spidol dan kapur tulis (frasa endosentris koordinatif)
4.        Frasa Lugas dan Frasa Idiomatis
Berdasarkan makna konstituen leksikal pembentuknya, frasa dapat dibedakan menjadi frasa ligas dan frasa idiomatic. Frasa lugas adalah frasa yang maknanya masih lugas sebagaimana konstituen leksikal pembentuknya. Sedangkan frasa idiomatic adalah frasa yang membentuk idiom tertentu sehingga maknanya pun bersifat idiomatic, artinya makna yang terbentuk tidak bisa diuraikan berdasarkan konstituen-konstituen leksikal pembentuknya. Misalnya; (1) Kambing hitam itu milik siapa?, (2) Jangan suka mengambinghitamkan orang lain. Konstruksi kambing hitam pada kalimat (1) merupakan frasa lugas yang bermakna kambing yang berbulu hitam, sedangkan pada kalimat (2) kambing hitam merupakan frasa idiomatic yang berarti menuduh orang lain melakukan kesalahan.

Frasa berdasarkan jenis/kelas kata 
1. Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
  • Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungil, hari senin, buku dua buah, bulan pertama, dll.
  • Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajiban, sandang pangan, sayur mayur, lahir bathin, dll.
  • Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat
2. Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
  • Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.
  • Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
  • Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju. b). jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
3. Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat, harus, lebih, paling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
  • Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar, dll.
  • Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll
  • Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.

Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan. Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dan tempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.
4. Frasa Adverbial
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
5. Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini terdiri atas 3 jenis yaitu :
  • Modifikatif, misal kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua.
  • Koordinatif, misal engkau dan aku, kami dan mereka, saya dan dia.
  • Apositif, misal :
a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.
6. Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas :
  • Modifikatif, contoh : a). Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban. b). Kami membeli setengah lusin buku tulis.
  • Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurbankan. b). Dua atau tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu.
7. Frasa Interogativ Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada kata tanya. contoh : a). Jawaban dari apa atau siapa ciri dari subjek kalimat. b). Jawaban dari mengapa atau bagaimana merupakan pertanda dari jawaban predikat. 

8. Frasa Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh dua kata yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja. b). Kami pergi kemari atau kesana tidak ada masalah. 

9. Frasa Preposisional Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh kata depan yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Petualangan kami dari dan ke Jawa memerlukan waktu satu bulan. b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat umum.

Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung/dimiliki unsur-unsur pembentuknya 
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa, yaitu :
1.      Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ayah.
2.      Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.

sumber :


http://id.wikipedia.org/wiki/Frasa
http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-jenis-frasa.html 
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Frasa
 

1 komentar: