Sabtu, 04 Juli 2015

daftar pustaka dengan tabel & grafik





Avenzora (2008) menyatakan bahwa penurunan jumlah penduduk miskin terjadi pada periode 2002-2005 sebesar 3,3 juta, yaitu dari 38,40 juta pada tahun 2002 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 18,20 persen pada tahun 2002 menjadi 15,97 persen pada tahun 2005. Akan tetapi pada periode 2005-2006 terjadi pertambahan jumlah penduduk miskin sebesar 4,20 juta, yaitu dari 35,10 juta pada tahun 2005 menjadi 39,30 juta pada tahun 2006. Akibatnya persentase penduduk miskin juga meningkat dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen.



Hasbullah (2012) menyatakan jumlah persentase penduduk miskin menurut pulau berdasarkan Susenas Maret 2011. Persentase penduduk miskin terbesar berada di Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 25,95 persen, sementara persentase penduduk miskin terkecil di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 6,92 persen. Hal ini diduga karena pembangunan belum merata di seluruh bagian Indonesia, pembangunan di daerah timur Indonesia masih terbatas apabila dibandingkan dengan pembangunan di daerah barat. Dilihat dari jumlah penduduk, sebagian besar penduduk miskin berada di Pulau Jawa (16,73 juta orang), sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Pulau Kalimantan (0,96 juta orang).


             Sumber : Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2011 



Hendra Esmara menyatakan kemiskinan tertinggi untuk daerah perkotaan ada di Provinsi DKI Jakarta yaitu 355.480 rupiah, yang diikuti oleh Provinsi Kepulauan Riau sebesar 350.828 rupiah. Sementara garis kemiskinan terendah tercatat di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 194.161 rupiah. Untuk daerah perdesaan, garis kemiskinan tertinggi ditempati oleh Provinsi Papua Barat yaitu 324.561 rupiah. Sementara garis kemiskinan terendah di perdesaan tercatat di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 167.862 rupiah. Secara umum tampak bahwa garis kemiskinan tertinggi secara rata-rata masih ditempati oleh Provinsi DKI Jakarta.






Mirza (2012) menyatakan tingkat kemiskinan di Kabupaten OKI 22,02% pada tahun 2004 dan memiliki kecenderungan meningkat sampai tahun 2006, tetapi kecenderungan tersebut berubah dimulai pada tahun 2007 (21,73%) terus menurun sampai ke level 16,17% pada 2009. Meskipun demikian, jika dilihat pada tabel, jumlah penduduk miskin dapat dikatakan meningkat. Salah satu cara untuk mempercepat langkah dalam pengentasan kemiskinan penduduk di Kabupaten Ogan Ilir adalah dengan melakukan pengolahan data kemiskinan itu sendiri. Merujuk ke langkah diatas dengan ini pemerintah Kabupaten Ogan Ilir akan mengembangkan suatu Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Kemiskinan (SIMPEKE). Sistem ini akan dioperasikan oleh Pemda Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan menghasilkan data-data berupa profil umum dari pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, data-data kemiskinan per kecamatan dan data kegiatan penanggulangan kemiskinan.


Gambar 1. Tingkat Kemiskinan Indonesia Tahun 2004-2012
Sumber : BPS

 
          

Harianto menyatakan jumlah dan persentase penduduk miskin menurun dari tahun 2004 ke 2005. Namun, pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan karena harga barang-barang kebutuhan pokok saat itu naik tinggi yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17,75 persen. Namun, mulai tahun 2007 sampai 2012 jumlah maupun persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan. Penurunan tingkat kemiskinan tersebut mengalami pelambatan dalam tiga tahun terakhir.


Avenzora, A. 2008. Analisis dan Perhitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2008. Sinar Harapan. Jakarta  

          Hasbullah, J. 2012. Tangguh Dengan Statistik. Nuansa Cendikia. Bandung
       
         Heriawan, R. 2011. Penjelasan Data Kemiskinan. < http://www.bps.go.id/index.php/publikasi/739>. 01 Juli 2015

      Mirza, H. 2012. Prosiding Kommit 2012 (Komputer dan Sistem Intelijen). UG Journal. Vol 7, PP 1-9

         Afriadi, M. 2012. September 2012, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Mencapai 29,13 Juta Orang. <http://www.bps.go.id/website/brs_ind/kemiskinan_02jan13>. 02 juli 2015