Macam-macam
puisi
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
Ciri-ciri Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis dan Contoh Puisi Lama
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh :
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
B. PUISI BARU
-Berdasarkan isinya
1.Balada adalah puisi berisi kisah/cerita yang terjadi sebenarnya ataupun hanya khayalan penyair. Balada termasuk dalam jenis puisi baru.
Ciri-ciri balada :
Terdiri dari tiga bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b
Pada bait berikutnya rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c
Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya
Contoh balada :
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Orang-orang miskin.
Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin.
Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
.........................................
2.Himne adalah puisi puji-pujian untuk Tuhan. Himne juga disebut sajak ketuhanan.
Ciri-ciri himne :
Biasanya berupa lagu pujian
Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan
Berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati dan bernafaskan ketuhanan
Contoh himne :
Tuhan kami
Telah nista kami dalam doa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami..
Ampunilah..
Amin..
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami..
Ampunilah..
Amin..
3.Religi adalah jenis puisi baru yang bernafaskan keagamaan.
Ciri-ciri religi :
Menceritakan tentang kehidupan bergama
Bernafaskan tema keagamaan
Contoh religi :
Wahai diri, tunggulah saat itu..
Dengarlah langkahmu..
kapan terakhir kali engkau ikut rombongan itu?
Lihatlah sebelum pergi..
jiwa yang pucat ketakutan atau..
jiwa yang berjalan dengan cahaya..
Adakah bekas dihati..
atau sekadar melepas tanggung jawab..
sekadar berjalan di tempat tanpa sadar maut semakin dekat..
4.Elegi adalah sajak duka nestapa yang mengungkapkan rasa duka, keluh-kesah atas rindu ataupun kehilangan seseorang.
Ciri-ciri elegi :
Berisi curahan akan kesedihan yang mendalam
Menunjukkan perasaan kehilangan/ kerinduan
Contoh elegi :
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri
dalam mempercaya mau berpaut..
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram..
Desir hari lari berenang. Tidak bergerak..
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi.
Aku sendiri.. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap..
5.Romansa adalah puisi baru yang berisi luapan perasaan cinta dan kasih.
Ciri-ciri romansa :
Mengandung kalimat yang puitis
Bertemakan romansa yang menggambarkan ungkapan cinta kepada yang dikasihi
Penggambaran dilakukan secara tersirat
Contoh romansa :
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti kata-kata yang ada pahit walau terucap manis..
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti langit yang menyimpan hitam meski putih menyelimuti..
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti nyawa yang hanya bisa mati sekali..
Hidup ini tetap tak akan pernah sempurna bagiku.
jika andai saja kau tak hadir untukku..
6.Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan secara ringkas.
Ciri-ciri epigram :
Kalimat berisikan petuah secara langsung tanpa berbelit-belit
Berisikan nilai nilai kehidupan yang benar
Contoh epigram :
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
7.Satire adalah puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam suatu ketidakadilan dalam masyarakat.
Ciri-ciri satire :
Bentuknya rapi, simetris
Tiap tiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis
Berisikan sindiran
Sebagian besar puisi empat seuntai
Contoh satire :
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
8.Ode adalah puisi yang isinya mengandung pujian terhadap seseorang, benda, hewan, ataupun sesuatu yang dianggap mulia.
Ciri-ciri ode :
Merupakan puisi berisi puji-pujian
Emosi sajak ditata dari bait ke bait
Dapat dirasakan kedalaman perasaan dan curahan pemikiran atau perenungan
Contoh ode :
Engkau campur baur,
dan seringkali kabur..
Namun aku mencatatmu,
untuk rindu lalu kucoba,
Melupakanmu..
9.Volta adalah puisi peralihan pada soneta. Volta termasuk jenis puisi baru yang merupakan peralihan oktaf ke sektet.
Ciri-ciri volta :
Dua quatrain merupakan sampiran dan satu kesatuan yang disebut oktaf
Dua terzina merpakan isi dan satu kesatuan yang disebut sektet
Contoh volta :
(oktaf)............................................(oktaf)
Lelah merayap namun senyum tetap mengembang
(sektet)...........................................(sektet)
10. Coda adalah penambahan baris pada puisi soneta. Biasanya lariknya digunakan untuk akhir sebuah lagu. Coda termasuk jenis puisi baru.
Ciri-ciri coda :
Biasanya lebih mendetail dari bagian isi puisi lainnya
Menjelaskan kesimpulan dari makna puisi tersebut
Merupakan tambahan dari puisi soneta yang lebih dari 14 baris
Contoh coda :
...........................
Waktu berlalu bagai kisah yang indah..
Hingga setiap detik begitu berarti..
Takkan ku lupakan kenanganku bersamamu..
Buatku tersenyum hingga hari ini..
- Berdasarkan bentuk
1.Distikon adalah sajak dua seuntai.
Ciri-ciri distikon :
Terdiri dari dua bait, yang masing masing baitnya mencakup 2 baris
Rima aa-bb
Contoh distikon :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
2.Terzina adalah bentuk sajak tiga seuntai dalam puisi baru.
Ciri-ciri terzina :
Yang dimaksud sajak 3 seuntai disini, tiap satu bait dalam puisi terdiri dari 3 baris
Rimanya a-a-a, a-a-b, dan a-b-b
Contoh terzina :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
3.Quatrain adalah sajak empat seuntai.
Ciri-ciri quatrain :
Yang dimaksud sajak 4 seuntai disini, tiap satu bait terdiri dari 4 baris
Rimanya a-b-a-b
Contoh quatrain :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
4.Quint adalah sajak lima seuntai dalam puisi baru.
Ciri-ciri quint :
Satu bait terdiri dari lima baris
Memiliki rima a-a-a-a-a
Contoh quint:
Hanya kepada tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
5.Sektet adalah sajak enam seuntai.
Ciri-ciri sektet :
Merupakan terzina ganda
Satu bait terdiri dari 6 baris
Contoh sektet :
Merindu bahagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
6.Septime adalah sajak tujuh seuntai.
Ciri-ciri septime :
Setiap bait terdiri dari 7 baris
Memiliki rima a-a-a-b-c-c-c
Contoh septime :
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
7.Stanza (oktaf) adalah puisi yang terdiri dari delapan baris dalam setiap baitnya.
Ciri-ciri stanza :
Setiap bait terdiri dari 8 baris
Memiliki rima a-a-b-b-c-c-d-d
Contoh stanza :
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
8.Soneta adalah jenis puisi baru yang terdiri atas 14 baris.
Ciri-ciri soneta :
Terdiri atas 4 bait, terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
Dua quatrain merupakan sampiran dan satu kesatuan yang disebut oktaf
Dua terzina merupakan isi dan satu kesatuan yang disebut sektet
Sektet berisi kesimpulan dari apa yang dijelaskan dalam oktaf
Jumlah suku kata dalam tiap baris antara 9-14 suku kata
Rima akhirnya a-b-b-a,a-b-b-a,c-d-c,d-c-d
Contoh soneta :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
Contoh Puisi:
TERIMA KASIH GURU
Terimalah aku yang ingin bersuci
Terimalah baktiku untukmu
Kau guru yang mulia
Dan sungguh sempurna
Mengajarkan kebersamaan
Dan kasih sayang bagi semua
Tak akan berpaling hatiku
Dari teduhnya kasihmu
Kau guru yang mulia
Dan bijaksana
Jalanmu terang bagi dunia
Sungguh besar kasihmu, Ibu
Guru agung maha bijaksana
Kau ajarkan damai bagi dunia
Aku semakin mencintaimu
PUISI IBU GURU
Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu sungguh
bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang
PUISI UNTUK SANG GURU
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu Guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin ingin kuucapkan
AKU SEORANG GURU
Lihatlah…seharian,
aku telah diminta menjadi seorang aktor,
teman, penemu barang hilang, psikologi,
pengganti orang tua, penasihat,
hakim, pengarah, motivator,
dan pembimbing ruhani murid-muridku..
Meski tersedia peta,
grafik, formula, kata kerja, cerita dan buku.
Aku sebenarnya tidak punya
apa-apa untuk diajarkan,
karena murid-muridku sebenarnya hanya mempunyai diri mereka sendiri untuk
belajar.
SEKUNTUM BUNGA UNTUK
GURU-GURU TERCINTA
Allah ciptakan Matahari……….
Yang tak pernah bosan
bersinar……….
Seperti halnya semangat dan
kasih sayang mu dalam mendidik kami
Wahai guru ku………
Allah ciptakan bulan untuk
menerengi malam….
Seperti halnya engkau bu
guru…….
Yang selalu membimbing dan
menerangi kami dengan berbagai ilmu….
Allah ciptakan bintang dimalam
hari sebagai penghias……
Seperti halnya engkau bu
guru……..
Yang selalu menghiasi hari-hari
kami dengan begitu indahnya…..
Allah ciptakan bunga yang
begitu harum………
Seperti halnya engkau bu guru….
Yang telah memberikan keharuman
pada hari-hari kami……
Selama bermain dan belajar
disekolah……..
TERIMAKASIH GURU
Guru ……..
Kau lah pembimbing kami…..
Kau lah pengajar kami……..
Kau lah pendidik kami………
Guru ……….
Itu lah julukan mu……..
Yang takpernah bosan…….
Dalam mengajar dan membimbing
kami…….
Guru …………
Tanpa diri mu kami akan
hancur…….
Tanpa diri mu kami akan
sengsara……..
Tanpa diri mu kami akan
sesat…….
Guru ………….
Terima kasih…………..
Atas segal jasa-jasa mu……….
senyummu
Terlintas di benakku akan senyum manis mu
Terukir senyummu di khayal ku
seakan engkau berada di depanku
Senyum mu begitu memukau hati
Aku terhanyut dalam senyum manismu
Senyum mu memberiku rasa yang berbeda
Rasa yang membuat hari-hari ku
menjadi bermakna
senyum mu seakan tak terlewatkan
dalam setiap detik waktu yang ku lalui
dalam setiap ingatan yang ku bayangkan
karena engkau adalah senyum terindah ku
Tatapan matamu
Matamu memberikan pancaran cahaya yang indah
Mata mu adalah mata yang paling indah yang pernah ku lihat
Sinar matamu membuat hati ku menjadi tenang
Tatapan mata mu mampu menembus
dinding serta relung hatiku
Sorot matamu mampu mengalihkan setiap pandangan ku
Mata mu membuat ku merasakan sesuatu
Sesuatu yang tak dapat ku
ungkapkan dengan kata
Hanya dengan selembar kertas dan sebuah tinta hitam
Ku mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hati ku
Ketulusan hati
Sentuhan warna mu berikan keindahan
Sejuta pesona terlihat walau tak pernah terucap
Bagai malam nan elok saat semua terangkai
Di dalam sebuah mimpi
Hingga tiada rasa letih
Ketika ku terbangun dari lelap tidur ku
Seketika pula teringat sebuah senyuman
Yang setia menemani disetiap benak ku
Mesti nanti senja kan mengikis asa ku
Namun tak akan buat ku beralih
Untuk selalu ada bersama
sebuah ketulusan
Di atas ketangguhan hati
Rasa Rindu ku
kau mengajari ku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi
aku merindukan mu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukan mu ketika
aku terbangun dari ilusi ku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembut mu
Bintang hati ku
dingin nya malam mencekam jantung ku
hingga tak berdetak karena kau tak ada disisi ku
hati terasa sepi terbalut kabut kedinginan
ku memandang langit
hanya bintang yang tampak
bintang yang selalu menemani ku
disaat hati ini terasa sepi
ketika bulan menghilang
tertutup awan
disaat ku membutuhkan pancaran sinarnya
untuk mengurangi dingin yang mencekam
tanpa rasa lelah kau pancarkan cahaya
kau terangi langit dengan
cahayamu
kau tunjukan padaku bahwa kau mampu
menerangi malam ku dengan cahayamu
Putus Cinta
Ingin aku menahanmu
Tapi aku tahu aku tak akan bisa menahan jalanmu
Bahkan sekalipun kita terikat
Kita akan selalu berpisah
Karena jalan kita memang berbeda
Jadi kulepas kamu dalam tangisku
Aku tahu
Kamu pun terluka sepertiku
Tapi aku tak bisa bertahan lagi
Meski perasaan ini selalu menjebakku
Kini hanya ada bayanganmu
Bayanganmu yang selalu hadir di depanku
Menghadirkan kenangan suka duka
Kenangan yang tak pernah bisa kuhapus
Seakan terpatri dihatiku
Kadang aku benci mengakuinya
Meski kita berpisah
Hatiku tak bisa lepas darimu
Aku pun benci bertanya dalam hati “apakah kamu juga sama?”
Kini kita baik-baik saja
Tak ada benci
Mungkin kamu pun tak ada rasa lagi
Ada satu hal yang tak berubaH
Puisi 17 Agustus 1945
17 Agustus 1945
Hari Ini Aku berdiri Menghadap sang saka
Hentak beraniku Menyonsong cita ku
Suci jiwaku menggapai harapan ku
Aku Anak Bangsa Indonesia
Suara lantang Menyuarakan
Merdeka Merdeka Merdeka
Majulah Indonesiaku
17 Agustus 1945
Hari ini Hari Kemerdekaan indonesia
Hari Kebangsaan indonesia
Hari Lahirnya Bangsa Indonesia
Semangat Juang Para Pahlawan
Gugur damai di medan Perang
Harum Nama mu di kandung badan
Merdeka Merdeka Merdeka
Jaya lah Indonesia Ku
Puisi Pahlawan – KAU MELEBUR DI SANA
kau melebur di sana
di permulaan musim gerhana
yang terselubung aroma darah
dan tanah yang berembun air mata
kau melebur di sana
kala sang surya mengelupaskan kulit kami
hingga kawanan peluhmu yang siaga
menghalau kepulan debu
yang mengepung dari negeri asing
kau melebur di sana
saat air bah berlarian
memanjati hamparan tanah usang
dengan jeritan malang
serta busung lapar
kau melebur di sana
saat air mata telah mengguruh menjadi telaga
hingga timba yang kau ayunkan
menandaskan kepingan dahaga
yang merintih di setiap gigir luka kami
Pahlawan
Di balik dawai dia berjasa,
Bersembunyi namun terdengar,
Pengantar alunan tanpa
terpandang,
Deretan nada tercipta oleh
getaran,
Tanpa jasa, beliau mengantar
ketentraman di keramaian,
Sekarang, alunan tercipta
indah,
Mengalun tenang dan menidurkan,
Menidurkan mereka sehingga
terbuai kenikmatan,
Tidak ingat pengantar, lupa
akan pembawa kenikmatan,
Nikmat, nikmat, dan nikmat..
Tanpa tahu getir pahit sang
pengantar kenikmatan..
Kawan… ingatkah kalian akan
pahlawan?
“Untuk Pahlawan Negeriku ”
Untuk negeriku…
Hancur lebir tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran, menganjungkan doa
untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya
Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah kemana
Demi darahmu ….
Demi tulangmu ..
Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia.
Semangat Pahlawan
Ku lihat engkau di
sana, pahlawan
Tak menyerah patah arang
Tak gentar medan kau lawan
Bersorak-sorai tanda kemenangan
Letih raga kau rasa
Jatuh tanda tak kalah
Di sini ku kan berdoa
Bangkit hadapi menyerang lawan
Tak dengar caci mereka
Berjalan, Tuhan akan
berkata
Hamba bersujud berharap
Mentari senyum tanda melawan
Ku lihat engkau di sana,
pahlawan
Walau tulang tak lagi menyatu
Tapi jiwa berkata beda
Semangat maju takkan luntur
Kini, mimpi telah usai
Tapi cita takkan berhenti
Perjalanan hidup panjang di
sini
Semangat pahlawan kembali
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak
bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan
mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu
zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa
nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara
Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening
di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami
bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang
berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk
kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening
di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Sumber :
http://ilmubahasa6.wordpress.com/2012/11/21/kumpulan-macam-macam-puisi/
http://resa-magnet.blogspot.com/2014/08/puisi-baru-dan-ciri-cirinya.html
sangat bermanfaat tulisannya..
BalasHapustetapi kalo boleh bertanya saya ingin sekali mengetahui tentang apa itu puisi, sajak, syair, pantun? apa perbedaannya? aturan-aturan nya?
terima kasih atas perhatian dan jawabannya.